Penggunaan Energi Panas
Bumi.
Seperti
diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber
energi terbarukan yang lain, diantaranya: (1) hemat ruang dan pengaruh dampak
visual yang minimal, (2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam,
sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability)
yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
Namun demikian, pemulihan energi (energy recovery) panas
bumi memakan waktu yang relatif lama yaitu hingga beberapa ratus tahun. Secara
teknis-ekonomis, suatu lokasi sumber panas bumi mampu menyediakan energi untuk
jangka waktu antara 30-50 tahun, sebelum ditemukan lokasi pengganti yang baru.
Tabel 1
Pemanfaatan dan perkembangan energi panas bumi di berbagai negara
Negara
|
1976
(MW)
|
1980 (MW)
|
1985
(MW)
|
2000
(MW)
|
Amerika
Serikat
Italia Filipina Jepang Selandai Baru Meksiko Islandia Rusia Turki China Indonesia Argentina Kanada Spanyol |
522
421 - 68 192 78,5 2,5 3 0,5 1 - - - - |
908
455 443 218 203 218 64 5,7 0,5 3 2,3 - - - |
3.500
800 1.726 6.900 282 1.000 150 - 400 50 32,3 20 10 25 |
30.000
- 4.000 48.000 352 10.000 500 - 1.000 200 3.500 - - 200 |
Jumlah
|
1.288,5
|
2.520,5
|
14.895,3
|
97.752
|
Apabila
dilihat dari tabel tersebut di atas, tampak bahwa pemenuhan kebutuhan energi
listrik pada beberapa negara melalui pemanfaatan energi panas bumi terus
meningkat.
Selain untuk tenaga listrik, panas bumi
dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau
fluidanya, misalnya dimanfaatkan dalam dunia agroindustri. Sejumlah lapangan
panas bumi Indonesia berdekatan bahkan berada di daerah pertanian, peternakan,
kehutanan dan perkebunan yang membutuhkan energi panas dalam proses produksi
maupun pengolahan hasil, yaitu untuk proses pengeringan, pengawetan,
sterilisasi, pasteurisasi, pemanasan dan sebagainya
No comments:
Write komentar