Sunday, July 3, 2016

OSPEK Bernuansa Positif

Inilah Contoh OSPEK Bernuansa Positif di Luar Negeri

OSPEK adalah satu hal yang dialami oleh hampir semua mahasiswa Indonesia. Kegiatan yang diberikan untuk mahasiswa baru ini sudah menjadi tradisi di dunia akademik tanah air. Tujuannya satu: untuk memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus dan kakak-kakak seniornya. Sayang, masih banyak kegiatan OSPEK yang justru membawa lebih banyak dampak negatif.

Nah, seperti apa sih kegiatan OSPEK yang bernuansa positif? Yuk, kita tengok contoh-contoh masa orientasi mahasiswa baru di luar negeri. Tidak cuma bermanfaat, OSPEK-OSPEK di bawah ini juga bisa membuat mahasiswa baru merasa nyaman dan makin mencintai kampusnya.


1. OSPEK di Jepang: Mengutamakan eratnya hubungan senior-junior. Di sini, senior bukannya menekan dan membentak-bentak juniornya. Mereka justru "melayani" dan membantu juniornya untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Di Jichi Medical University Jepang (JMU), semua mahasiswa mulai dari tahun 1 sampai tahun 6 tinggal di dormitory/apartemen yang sama. Semua junior yang baru masuk dibagi menjadi 10 kelompok kecil, dan masing-masing kelompok memiliki senior pendamping. Senior pendamping ini wajib memberitahu dan mengajari junior tentang segala hal yang berkaitan dengan kehidupan di kampus, bagaimana cara belajar bersama, apa-apa saja makanan daerah lokal yang tersedia, apa saja fasilitas yang ada di kampus dan sekitar kampus. Senior bahkan sering mengajak junior makan siang/malam bersama-sama. Dengan cara seperti ini, akan tercipta hubungan yang baik antara junior dengan senior. Junior akan menghormati senior, pun demikian juga dengan senior yang akan mengayomi junior. (Eijiro Sugiyama Edison, MD).

2. OSPEK di Jerman. Formal, efektif, efisien, tapi tetap menyenangkan.
Lain halnya dengan Perguruan Tinggi (PT) di Jerman. Pada umumnya penyelenggaraan kegiatan penerimaan mahasiswa baru tidak membuang waktu lama. Di Hochschule Harz contohnya, mulai dari tingkat Diploma, Sarjana maupun Pascasarjana, pengenalan mahasiswa baru secara efektif hanya diselenggarakan selama kurang lebih 2-3 hari. Rincian kegiatan juga kurang lebih serupa, mahasiswa baru diterima secara langsung oleh petinggi PT setara Rektor, Pembantu Rektor bidang akademik ataupun Dekan Fakultas. Mereka mendapatkan pengarahan akademis secara umum dalam tingkatan PT, fakultas dan jurusan. Lalu dilanjutkan dengan Tour de Campus untuk mengenalkan fasilitas kampus itu sendiri, juga mengemas kegiatan tur kampus ini menjadi sebuah permainan seru. Selebihnya mereka mengadakan acara kumpul-kumpul bersama seperti Barbeque Party di taman kampus atau Welcoming Party di sebuah klub.

Tak ada satupun kegiatan ‚bantai-membantai‘ antara senior terhadap junior. Dengan rancangan kegiatan yang padat tersebut, menjadikan waktu lebih efektif dan efisien baik dari pihak PT sendiri juga bagi mahasiswa baru. “Tiap tahun kami selalu melakukan persiapan untuk penerimaan mahasiswa baru, selain rancangan kegiatan yang sifatnya pengenalan akademis, kami juga mengatur pesta penyambutan yang menyenangkan untuk mereka,” ujar Sebastian Ziervorgel selaku tim Humas seraya menjelaskan dengan Bahasa Inggrisnya yang lancar.
3. OSPEK di Amerika Serikat: Diskusi, tukar pikiran, dan kompetisi sportif!
Di kampus Hampshire College, Amerika Serikat, juga mahasiswa baru justru diajak berkelompok buat berdiskusi isu-isu penting seperti kekerasan seksual, komunikasi, dan lain-lain. Kegiatan itu terkesan santai karena digelar di taman-taman kampus sambil duduk melingkar.
Pada acara yang lebih memacu adrenalin, mahasiswa baru disambut dengan pertandingan basket, panjat tebing, atau arung jeram. Intinya menyenangkan dan bermanfaat, tidak membuat stres dan tertekan.
4. OSPEK di Belanda: Introduction week yang kental dengan wisata budaya.
Ospek di Belanda lebih dikenal dengan nama introduction week. Kegiatan introduction week tentunya jangan disamakan dengan ospek di Indonesia. Di sana para mahasiswa baru akan diajak berjalan-jalan menuju tempat bersejarah di sekitar kampus agar bisa lebih mengenal lingkungan. Malamnya setiap kelompok akan diajak makan malam di rumah senior. Selain itu pengenalan budaya Belanda juga menjadi kegiatan wajib bagi mahasiswa yang melanjutkan studi di Belanda.
5. OSPEK di Skotlandia: Konsep "adopsi" senior-junior untuk mempererat hubungan persaudaraan.
Di St Andrews University, universitas tempat Pangeran William dan istrinya menempuh pendidikan ini memiliki tradisi yang cukup unik. Pada awal ajaran baru, mahasiswa tahun pertama akan diadopsi oleh mahasiswa tahun ketiga untuk menjadi adik angkat mereka. Dalam proses adopsi ini mereka akan menjalin hubungan layaknya kakak dan adik. Dan di bulan November yang merupakan bulan kedua, mahasiswa tahun pertama ini harus berkunjung ke rumah asrama (serikat) kakak mereka. Di sana akan diadakan pesta Raisin Weekend selama dengan kostum. Setelah pesta usia mahasiswa baru akan dibawa ke alun-alun untuk bermain game perang busa.
6. OSPEK di Singapura: Menebar kebahagiaan!
Mahasiswa baru Nanyang Technology University (NTU) yang sedang mengerjakan tugas ospek dari senior mereka.
Tanpa memakai atribut yang aneh-aneh. Tugas mereka adalah setiap hari, satu anak harus membuat 30 orang bahagia. Judul tugasnya adalah Kindness Campaign. Mereka keliling Singapura untuk membantu bersih-bersih stasiun, terminal dan toilet umum. Mereka juga membantu para pekerja yang sudah manula.
Para mahasiswa baru juga memberikan "high five" (tos) ke penumpang di stasiun kereta. Tujuannya adalah memberi semangat kepada para penumpang yang akan berangkat bekerja disertai dengan ucapan “semangat”. Program ini dijalani oleh mahasiswa NTU selama sebulan lamanya.
7. OSPEK di Australia: O-Week yang membantu mahasiswa baru lebih siap menghadapi kuliah.
Pekan Orientasi atau 'O-Week' lebih difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bisa mendukung kegiatanperkuliahan. Terutama bagi mahasiswa internasional, mereka dibekali sejumlah pelatihan soal cara menulis dan mengerjakan tugas dalam bahasa Inggris.
Terutama bagi mahasiswa internasional, pekan orientasi pun menjadi penting karena pada pekan ini diberikan pula sejumlah pelatihan tentang cara menulis essay atau makalah dalam bahasa Inggris dan bagaimana cara menyadur hasil karya akademis orang lain.
"Pengalaman saya, awal masuk di sini itu berbeda, tidak ada ospek-ospek. Disini kita diajak keliling kampus dengan banyak kegiatan mentoring," ujar Adinda Budianto, mahasiswa asal Jakarta yang mengambil jurusan bisnis di University of Melbourne.
Menjelang hari akhir pekan orientasi, adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa.
Sejumlah klab-klab mahasiswa membuka stand mereka untuk mengajak para mahasiswa bergabung. Beragam klab mahasiswa ada di Australia, mulai dari sejumlah cabang olah raga, seni, budaya, alam, dan masih banyak lagi.
No comments:
Write komentar